Kamis, 19 Maret 2015

Tugas Ilmu Budaya Dasar (IBD)





       KATA PENGANTAR


    Puji serta syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, para sahabat-Nya, dan kita semua selaku umat-Nya yang semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.
    Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar. Pemahaman tentang manusia dan hal-hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan harapan besar masalah-masalah dapat diselesaikan dengan baik dan dapat dihindari kelak ke depannya, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hasdiana selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadama.
    Saya menyadari makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.

 Jakarta,20 Maret 2015


                                                                                                                           
         Penulis





DAFTAR ISI



Halaman

HALAMAN JUDUL.......................................................................................   I
KATA PENGANTAR.....................................................................................   II
DAFTAR ISI...................................................................................................   III
1.     PENDAHULUAN...................................................................................
1.1    Latar Belakang.................................................................................
1.2    Tujuan..............................................................................................
2.     ISD SEBAGAI SALAH SATU MKDU.................................................
2.1    Definisi ISD & IPS..........................................................................
2.2    Tujuan ISD & IPS............................................................................
2.3    Perbedaan & Persamaan ISD & IPS................................................
2.4    Ruang Lingkup ISD.........................................................................
3.     MANUSIA DAN KEBUDAYAAN.......................................................
3.1    Unsur-Unsur  Yang Membangun Manusia......................................
3.2    Hakikat Manusia..............................................................................
3.3    Kebiasaan Bangsa Timur..................................................................
3.4    Definisi Kebudayaan.......................................................................
3.5    Wujud Kebudayaan.........................................................................
3.6    Orientasi Nilai Budaya.....................................................................
3.7    Perubahan Kebudayaan...................................................................
3.8    Kaitan Manusia & Kebudayaan.......................................................
4.     KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAMKESUSASTRAAN.....
4.1    Pendekatan Kesusastraan.................................................................
4.2    Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa..................
4.3    Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi...........................................................
4.4    Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi...................
5.     PENUTUP................................................................................................
5.1    Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA   




                                                          1.     PENDAHULUAN      


1.1                       Latar Belakang
Ilmu sosial adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang masalah-masalah sosial dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang pembahasaannya searah atau mendukung dengan apa yang terkait dalam isd yang khususnya  diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu social seperti : sejarah, ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi. ISD bukan merupakan ilmu perpaduan karena mempunyai pokok-pokok bahasan tersendiri sehingga tidak mungkin untuk dipadukan.

Ilmu Sosial Dasar adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia tentang masalah sosial dan juga membicarakan hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya dengan menggunakan pengertian-pengertian.Ilmu Sosial dasar mulai diberikan di tingkat perguruan tinggi adalah dengan alasan karena diperkirakan sistem pendidikan di perguruan tinggi masih belum mengenali dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya.
           Perguruan tinggi dianggap seolah-olah tidak peka terhadap perkembangan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan di sisi lain tenaga ahli yang dilahirkan dari perguruan tinggi sangat diharapkan memiliki kemampuan personal, akademik, dan profesional.

1.      Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.

2.      Kemampuan akademik
Kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis, kritis, sistematis dan analitis.Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang sedang dihadapi.

3.      Kemampuan professional
Kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan.Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.

           Tenaga ahli sangat diharapkan dapat mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga, dan masyarakat.Mempelajari hubungan antara warga negara dan negara, serta mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
1.2           Tujuan
           Ilmu Sosial Dasar memiliki tujuan pembinaan mahasiswa agar memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada di dalam masyarakat. Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka.adapun tujuan dalam mempelajari ISD adala sebagai berikut :
  • Memahami dan bahwa didalam suatu masyarakat selalu terdapat masalah-masalah sosial atau kenyataan-kenyataan sosial.
  • Memberikan ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial.
  • Memberikan rasa empati atau peka terhadap masalah sosial dan berpartisipasi dalam proses menanggulanginya.
  • Memberikan dorongan untuk dapat berinteraksi dalam kehidupan masyarakat.
  • Memahami jalan pikir para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pemecahan masalah sosial yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat.


2.     ISD SEBAGAI SALAH SATU MKDU


1.2        Definisi ISD & IPS
ISD adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang masalah-masalah sosial dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang pembahasaannya searah atau mendukung dengan apa yang terkait dalam isd yang khususnya diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu social seperti : sejarah, ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi. ISD bukan merupakan ilmu perpaduan karena mempunyai pokok-pokok bahasan tersendiri sehingga tidak mungkin untuk dipadukan.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan. Social Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.

2.2 Tujuan ISD& IPS
Tujuan dalam mempelajari ilmu sosial dasar atau ISD adalah :
  • Memahami dan bahwa didalam suatu masyarakat selalu terdapat masalah-masalah sosial atau kenyataan-kenyataan sosial.
  • Memberikan ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial.
  • Memberikan rasa empati atau peka terhadap masalah sosial dan berpartisipasi dalam proses menanggulanginya.
  • Memberikan dorongan untuk dapat berinteraksi dalam kehidupan masyarakat.
  • Memahami jalan pikir para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pemecahan masalah sosial yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat.

    2.3   Perbedaan & Persamaan ISD& IPS
     Perbedaan ISD & IPS yaitu adalah sebagai berikut :
  • Perbedaannya yang pertama adalah ilmu sosial dasar (ISD) diperoleh ketika kita memasuki jenjang perguruan tinggi sedangkan ilmu pengeyahuan sosial (IPS) diberikan pada saat kita memasuki jenjang sekolah menengah pertama dan menengah ke atas.
  • Perbedaan yang kedua adalah ilmu sosial dasar (ISD) dipelajari sebagai proses pembentukan kepribadian sedangkan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dipelajari sebagai proses pembentukan keterampilan pengetahuan.
  • Perbedaan yang ketiga adalah ilmu sosial dasar (ISD) adalah ilmu yang berdiri sendiri dan tidak dapat dipadukan dengan disiplin ilmu yang lain sedangkan ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan perpaduan dari beberapa disiplin berbagai ilmu pengetahuan.
  • Perbedaan yang keempat adalah ilmu sosial dasar (ISD) merupakan mata kuliah tunggal sedangkan ilmu pengetahuan sosial adalah perpaduan dari beberapa kelompok mata pelajaran.
Persamaan ISD & IPS yaitu adalah sebagai berikut :
  • Persamaan yang pertama adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan suatu bagian dari ilmu studi yang mempunyai kepentingan yang bersifat umum.
  • Persamaan yang kedua adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan  suatu ilmu studi yang menumbuhkan rasa simpati atau kepekaan terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.
  • Persamaan yang ke tiga adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) digunakan sebagai bahan pengajaran terhadap bidang pendidikan.
  • Persamaan yang keempat adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah keduanya mempunyai materi tentang kehidupan serta masalah-masalah sosial.
  • Persamaan yang kelima adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS) adalah menyadari kita tentang masalah-masalah sosial yang terjadi didalam masyarakat.

2.4       Ruang Lingkup ISD
Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
v  Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
v  Konsep-konsep sosial atau tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
v  Masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
           Berdasarkan bahan kajian seperti yang disebut diatas, dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.
ilmu sosial dasar (ISD) terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan ilmu sosial dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
v  Berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
v  Masalah individu, keluarga dan masyarakat.
v  Masalah pemuda dan sosialisasi.
v  Masalah hubungan warga negara dan negara.
v  Masalah pelapisan sosial dan kkesamaan derajat.
v  Masalah masyarakat perkotaan dan pedesaaan.
v  Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi.
v  Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.


3.     MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



3.1       Unsur-Unsur  Yang Membangun Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak  bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
            Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
            Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
a.       Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
v  Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
v  Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
v  Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
v  Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
b.      Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
v  Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
v  Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
v  Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
3.2      Hakikat Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Hakikat manusia dalam pandangan Islam menurut al-qur’an adalah Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa kompleks.Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian. Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain. Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena itu juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya,selain itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi sebagai umat manusia.
 3.3      Kebiasaan Bangsa Timur
Berbicara mengenai kepribadian bangsa timur kita pasti mengacu pada Negara-negara yang ada di kawasan timur belahan bumi ini.Karakter atau ciri khas orang-orang timur biasanya dikenal sangat santun dan ramah.Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berlaku di dalam kehidupan mereka masing-masing.Maka dari itulah yang membedakan bangsa timur dengan bangsa barat. 

Manusia mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga.Hal ini membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
           
        Orang-orang timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa lain. Bangsa timur sangat terkenal dengan keramahtamahannya terhadap orang lain bahkan orang asing sekalipun. Bagaimana mereka salingmemberikan salam, tersenyum atau berbasa basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa timur juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma - norma yang tumbuh di lingkungan masyarakat mereka.
     Contohnya saja nilai kesopanan. Di beberapa negara di Asia ada cara dimana kita harus menundukkan/membungkukkan badan 90 derajat pada orang yang lebih tua atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi secara finansial maupun pendidikannya untuk menunjukkan rasa hormat kita. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun berpakaian. Orang-orang timur juga sangat mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan yang bersifat pribadi.
       Bangsa lain juga sangat suka dengan kepribadian bangsa timur yang tidak individualis, dan saling menghargai serta tolong menolong satu sama lain tanpa pamrih. Selain itu bangsa timur sangat menjaga tali silaturahmi atau kekeluargaan antar sesama. Bangsa timur juga terkenal mempunyai pribadi sebagai bangsa pekerja keras, mereka akan berjuang untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan individu mereka atau kebutuhan kelompok. Tingkat keagamaan atau religiusitas mereka juga tinggi, terlihat dari seringnya mereka melakukan ibadah.kepercayaan bangsa timur terhadap nenek moyang mereka juga masih kental hingga saat ini. Bangsa timur juga terkenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan bangsanya. Kebudayaan itulah yang mereka jadikan sebagai panutan mereka dalam berperilaku.
3.4       Definisi Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
     Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
3.5       Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud Ideal) :Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

·         Aktivitas (Tindakan) :Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.

·         Artefak(Karya) :Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
3.6       Orientasi Nilai Budaya
           Kluckhohn dalam Pelly(1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruang lingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya.
         Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu untuk ber-perilaku seperti apa yang ditentukan.Mereka percaya,bahwa hanya dengan berperilaku seperti itu mereka akan berhasil(Kahl,dalam Pelly:1994).Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan.Oleh karena itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah,dibutuhkan waktu.Sebab,nilai-nilai tersebut merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya.Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka,yang seolah-olah berada diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
         Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
        Berbagai kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai variasi yang berbeda-beda. Seperti masalah pertama,yaitu mengenai hakekat hidup manusia.Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya,menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan.Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan   nirwana,dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10).Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan itu secara keseluruhan.Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik.Tentu konsep-konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
         Masalah kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan.Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata.Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras.Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan.Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi.Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
        Masalah ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu.Ada budaya yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam perjuangannya.Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan.Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
       Masalah keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam.Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia.Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
         Masalah kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat-masyarakat eligaterian.Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin).Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
         Inti permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan.Sebaiknya dalam sistem hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang.Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian individual,maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada  masing-masing individu.
        Pola orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk masing-masing pihak.Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat disebut sebagai pola transisional.
            3.7       Perubahan Kebudayaan
            Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
      Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan- aturan organisasi sosial. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a)      Mendorong perubahan kebudayaan :
·         Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
·         Adanya individu-individu yang mudah menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.

·         Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.

b)      Menghambat perubahan kebudayaan :
·         Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubahseperti:adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)

·         Adanya individu-individu yang sukar menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
a)      Faktor intern :
·         Perubahan Demografis: Perubahan demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, contoh: bidang perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan pangan, sandang, dan papan.

·         Konflik sosial: Konflik social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. contoh: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.

·         Bencana alam: Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan contoh: bencana banjir, longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.

·         Perubahan lingkungan alam: Perubahan lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan setempat.

b)      Faktor ekstern :
·         Perdagangan : Indonesia terletak pada jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.

·         Penyebaran agama: Masuknya unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan Kolonialisme.

·         Peperangan: Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsur - unsur budaya bangsa asing ke Indonesia.
3.8       Kaitan Manusia & Kebudayaan
·         Hubungan manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi.Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya dan lain sebagainya.

·         Contoh hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya.Tampak bahwa keduanya akhirya merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturankemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau ter-eliminasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

·         Pengertian Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik.Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut.Kedua posisi yang saling bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomena dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut.Antitesis yakni lawan atau oposisinya.Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis.Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis.Keduanya menjadi tidak berlaku lagi.Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang lebih tinggi.Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih dipertahankan.Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.Bentuk triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak terselesaikan. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan oleh Kant.Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku” meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte.Hegel memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis  baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben.Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling mengucilkan.Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif.Hanya saja di dalam tesis unsur positif ini lebih besar.Sebaliknya, antitesis memiliki unsur negatif yang lebih besar.Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih tinggi.Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi” (sintesis).Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada” sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau ditiadakan.Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu dengan dirinya sendiri.Ide yang Absolut merupakan hasil perkembangan.Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan mengalir.Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan perlawanan.Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis).
·         3  Tahap proses dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu :
a)      Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
b)      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

c)      Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.













4.     KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN



            4.1       Pendekatan Kesusastraan
            Ilmu Budaya Dasar, yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
          Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
       Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.

      Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. Ilmu Budaya Dasar  tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
4.2       Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Adapun unsur-unsur instrik dalam prosa:
1.Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2.Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3.Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4.Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku
5.Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
6.Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
7.Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
8.Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
9.Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa

Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat  yaitu :
1. Bersifat istana centris
2. Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang secara stetis
4. Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5. Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6. Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri.
4.3       Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
·         Prosa fiksi memberikan kesenangan :Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.

·         Prosa fiksi memberikan informasi :Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam novel sexing kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.

·         Prosa fiksi memberikan warisan kultural :Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.

·         Prosa memberikan keseimbangan wawasan:Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
4.4       IBD yang di hubungkan dengan puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya, yaitu ;
·         Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
·         Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
·         Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
·         Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai - nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
·         Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati
Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
·         Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
·         Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.

·         Puisi dan keinsyafan sosial.