KATA
PENGANTAR
Puji serta syukur saya
panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Sosial Dasar. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, para sahabat-Nya, dan kita
semua selaku umat-Nya yang semoga selalu diberkahi oleh Allah SWT.
Makalah ini dibuat dalam rangka
pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskill) agar kita dapat
memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar. Pemahaman tentang manusia
dan hal-hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan harapan besar
masalah-masalah dapat diselesaikan dengan baik dan dapat dihindari kelak ke
depannya, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Hasdiana selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadama.
Saya menyadari makalah ini
tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap
pembelajaran. Oleh karena itu, koreksi, arahan, serta saran yang membangun sangat
saya harapkan dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua.
Jakarta,20 Maret 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL....................................................................................... I
KATA
PENGANTAR..................................................................................... II
DAFTAR
ISI................................................................................................... III
1. PENDAHULUAN...................................................................................
1.1 Latar
Belakang.................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................
2. ISD SEBAGAI SALAH SATU MKDU.................................................
2.1 Definisi
ISD & IPS..........................................................................
2.2 Tujuan
ISD & IPS............................................................................
2.3 Perbedaan & Persamaan ISD & IPS................................................
2.4 Ruang Lingkup ISD.........................................................................
3. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN.......................................................
3.1 Unsur-Unsur Yang Membangun Manusia......................................
3.2 Hakikat
Manusia..............................................................................
3.3 Kebiasaan
Bangsa Timur..................................................................
3.4 Definisi
Kebudayaan.......................................................................
3.5 Wujud
Kebudayaan.........................................................................
3.6 Orientasi
Nilai Budaya.....................................................................
3.7 Perubahan
Kebudayaan...................................................................
3.8 Kaitan
Manusia & Kebudayaan.......................................................
4. KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAMKESUSASTRAAN.....
4.1 Pendekatan
Kesusastraan.................................................................
4.2 Ilmu
Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa..................
4.3 Nilai-Nilai
Dalam Prosa Fiksi...........................................................
4.4 Ilmu
Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi...................
5. PENUTUP................................................................................................
5.1 Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Ilmu
sosial adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang masalah-masalah sosial
dari berbagai aspek ilmu pengetahuan yang pembahasaannya searah atau mendukung
dengan apa yang terkait dalam isd yang khususnya diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan
menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan
keahlian dalam ilmu-ilmu social seperti : sejarah, ekonomi, geografi, sosial,
sosiologi, antropologi, dan psikologi. ISD bukan merupakan ilmu perpaduan
karena mempunyai pokok-pokok bahasan tersendiri sehingga tidak mungkin untuk
dipadukan.
Ilmu Sosial Dasar adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia tentang masalah sosial dan juga membicarakan hubungan timbal balik
antara manusia dengan lingkungannya dengan menggunakan pengertian-pengertian.Ilmu
Sosial dasar mulai diberikan di tingkat perguruan tinggi adalah dengan alasan
karena diperkirakan sistem pendidikan di perguruan tinggi masih belum mengenali
dimensi-dimensi lain di luar disiplin keilmuannya.
Perguruan tinggi dianggap seolah-olah tidak peka
terhadap perkembangan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan di
sisi lain tenaga ahli yang dilahirkan dari perguruan tinggi sangat diharapkan
memiliki kemampuan personal, akademik, dan profesional.
1.
Kemampuan personal
Tenaga ahli diharapkan
memiliki pengetahuan sehingga menunjukkan sikap yang mencerminkan kepribadian
Indonesia, mengenal dan memahami nilai agama, masyarakat, pancasila serta
pandangan luas terhadap berbagai masalah masyarakat Indonesia.
2.
Kemampuan akademik
Kemampuan untuk
berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan dan mampu berpikir logis,
kritis, sistematis dan analitis.Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang sedang dihadapi.
3.
Kemampuan professional
Kemampuan dalam bidang
profesi tenaga ahli yang bersangkutan.Dan mereka diharapkan memiliki kemampuan
dan keterampilan yang tinggi dalam profesinya.
Tenaga ahli sangat diharapkan dapat mempelajari
dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembangan
masyarakat dan kebudayaan.Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah
individu, keluarga, dan masyarakat.Mempelajari hubungan antara warga negara dan
negara, serta mempelajari hubungan antara pelapisan sosial dan persamaan
derajat.
1.2
Tujuan
Ilmu Sosial Dasar memiliki tujuan pembinaan mahasiswa agar
memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan masalah-masalah
sosial yang ada di dalam masyarakat. Memahami jalan pikiran para ahli dari
bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka.adapun
tujuan dalam mempelajari ISD adala sebagai berikut :
- Memahami dan bahwa didalam suatu masyarakat selalu
terdapat masalah-masalah sosial atau kenyataan-kenyataan sosial.
- Memberikan ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan
sosial.
- Memberikan rasa empati atau peka terhadap masalah
sosial dan berpartisipasi dalam proses menanggulanginya.
- Memberikan dorongan untuk dapat berinteraksi dalam
kehidupan masyarakat.
- Memahami jalan pikir para ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pemecahan
masalah sosial yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat.
2.
ISD SEBAGAI SALAH SATU MKDU
1.2 Definisi
ISD & IPS
ISD
adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang masalah-masalah sosial dari
berbagai aspek ilmu pengetahuan yang pembahasaannya searah atau mendukung
dengan apa yang terkait dalam isd yang khususnya diwujudkan oleh masyarakat
Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai
bidang pengetahuan keahlian dalam ilmu-ilmu social seperti : sejarah, ekonomi,
geografi, sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi. ISD bukan merupakan
ilmu perpaduan karena mempunyai pokok-pokok bahasan tersendiri sehingga tidak
mungkin untuk dipadukan.
Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu,
disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan. Social
Scence Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS),
menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”. Dengan
kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,
antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
2.2 Tujuan ISD& IPS
Tujuan dalam mempelajari ilmu sosial dasar atau ISD adalah :
- Memahami
dan bahwa didalam suatu masyarakat selalu terdapat masalah-masalah sosial atau
kenyataan-kenyataan sosial.
- Memberikan
ilmu pengetahuan yang menyangkut kehidupan sosial.
- Memberikan
rasa empati atau peka terhadap masalah sosial dan berpartisipasi dalam
proses menanggulanginya.
- Memberikan
dorongan untuk dapat berinteraksi dalam kehidupan masyarakat.
- Memahami
jalan pikir para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan dan dapat
berkomunikasi dengan mereka dalam rangka pemecahan masalah sosial yang
timbul dalam kehidupan bermasyarakat.
2.3 Perbedaan & Persamaan ISD& IPS
Perbedaan ISD & IPS yaitu adalah sebagai
berikut :
- Perbedaannya
yang pertama adalah ilmu sosial dasar (ISD) diperoleh ketika kita memasuki
jenjang perguruan tinggi sedangkan ilmu pengeyahuan sosial (IPS) diberikan
pada saat kita memasuki jenjang sekolah menengah pertama dan menengah ke
atas.
- Perbedaan
yang kedua adalah ilmu sosial dasar (ISD) dipelajari sebagai proses
pembentukan kepribadian sedangkan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dipelajari
sebagai proses pembentukan keterampilan pengetahuan.
- Perbedaan
yang ketiga adalah ilmu sosial dasar (ISD) adalah ilmu yang berdiri
sendiri dan tidak dapat dipadukan dengan disiplin ilmu yang lain sedangkan
ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan perpaduan dari beberapa disiplin
berbagai ilmu pengetahuan.
- Perbedaan
yang keempat adalah ilmu sosial dasar (ISD) merupakan mata kuliah tunggal
sedangkan ilmu pengetahuan sosial adalah perpaduan dari beberapa kelompok
mata pelajaran.
Persamaan
ISD & IPS yaitu adalah sebagai berikut
:
- Persamaan
yang pertama adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) merupakan suatu bagian dari ilmu studi yang mempunyai kepentingan
yang bersifat umum.
- Persamaan
yang kedua adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) merupakan suatu ilmu studi yang menumbuhkan rasa simpati atau
kepekaan terhadap permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat.
- Persamaan
yang ke tiga adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) digunakan sebagai bahan pengajaran terhadap bidang pendidikan.
- Persamaan
yang keempat adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) adalah keduanya mempunyai materi tentang kehidupan serta
masalah-masalah sosial.
- Persamaan
yang kelima adalah ilmu sosial dasar (ISD) dan ilmu pengetahuan sosial
(IPS) adalah menyadari kita tentang masalah-masalah sosial yang terjadi
didalam masyarakat.
2.4 Ruang Lingkup ISD
Bahan
pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :
v Kenyataan-kenyataan sosial yang ada
dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
v Konsep-konsep sosial atau tentang
kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang
sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam
ilmu pengetahuan sosial.
v Masalah-masalah yang timbul dalam
masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang
antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.
Berdasarkan bahan kajian seperti
yang disebut diatas, dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam pokok bahasan dan
sub pokok bahasan, untuk dapat di operasionalkan.
ilmu sosial dasar (ISD) terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan ilmu sosial dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
ilmu sosial dasar (ISD) terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan ilmu sosial dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :
v Berbagai masalah kependudukan dalam
hubungannya dengan perkembangan masyarakat dan kebudayaan.
v Masalah individu, keluarga dan
masyarakat.
v Masalah pemuda dan sosialisasi.
v Masalah hubungan warga negara dan
negara.
v Masalah pelapisan sosial dan
kkesamaan derajat.
v Masalah masyarakat perkotaan dan
pedesaaan.
v Masalah pertentangan-pertentangan
sosial dan integrasi.
v Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
3.
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
3.1 Unsur-Unsur
Yang Membangun Manusia
Manusia
dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan
dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun.
Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian
yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
a.
Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
v
Jasad
: badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
v
Hayat
: mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
v
Ruh
: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan.
v
Nafs
: dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
b.
Manusia
sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
v
Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.
Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
v
Ego,
sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id
dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh
prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
v
Super
ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
3.2 Hakikat Manusia
Manusia
diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi
ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi
dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada
manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk
orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di
bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk
sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Hakikat
manusia dalam pandangan Islam menurut al-qur’an adalah Manusia diciptakan Allah
Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudah
sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah
diberikan Allah Swt. Jadi manusia merupakan makhluk yang luar biasa
kompleks.Sedemikian sempurna manusia diciptakan oleh Sang Pencipta dan manusia
tidak selalu diam karena dalam setiap kehidupan manusia selalu ambil bagian.
Kita sebagai manusia harus menjadi individu yang berguna untuk diri sendiri dan
orang lain. Manusia itu tidak sepenuhnya sempurna, dalam kehidupan yang kita
jalani pasti selalu ada masalah yang tidak bisa kita selesaikan, oleh karena
itu juga membutuhkan bantuan dari orang lain, karena manusia adalah makhluk
sosial sama seperti yang lain karena manusia tidak bisa berdiri sendiri, dalam
hal agama kita juga mempunyai banyak maka dari itu kita harus saling menghargai
dan mengasihi karena kita sama-sama makhluk yang diciptakan tidak ada bedanya,selain
itu dalam hidup manusia juga terdapat banyak aturan yang harus kita patuhi
sebagai umat manusia.
3.3 Kebiasaan
Bangsa Timur
Berbicara mengenai kepribadian bangsa timur kita pasti
mengacu pada Negara-negara yang ada di kawasan timur belahan bumi ini.Karakter
atau ciri khas orang-orang timur biasanya dikenal sangat santun dan
ramah.Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai moral yang berlaku di dalam
kehidupan mereka masing-masing.Maka dari itulah yang membedakan bangsa timur
dengan bangsa barat.
Manusia
mendiami wilayah yang berbeda, berada di lingkungan yang berbeda juga.Hal ini
membuat kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan dan kepribadian setiap manusia
suatu wilayah berbeda dengan yang lainnya. Namun secara garis besar terdapat
tiga pembagian wilayah, yaitu : Barat, Timur Tengah, dan Timur.
Orang-orang timur mempunyai manner yang khas yang membedakannya dengan bangsa
lain. Bangsa timur sangat terkenal dengan keramahtamahannya terhadap orang lain
bahkan orang asing sekalipun. Bagaimana mereka salingmemberikan salam,
tersenyum atau berbasa basi menawarkan makanan atau minuman. Bangsa timur juga
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai atau norma - norma yang tumbuh di lingkungan
masyarakat mereka.
Contohnya saja nilai kesopanan. Di
beberapa negara di Asia ada cara dimana kita harus menundukkan/membungkukkan
badan 90 derajat pada orang yang lebih tua atau mempunyai kedudukan yang lebih
tinggi secara finansial maupun pendidikannya untuk menunjukkan rasa hormat
kita. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut
dan sopan dalam bergaul maupun berpakaian. Orang-orang timur juga sangat
mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan yang bersifat pribadi.
Bangsa lain juga sangat suka dengan
kepribadian bangsa timur yang tidak individualis, dan saling menghargai serta
tolong menolong satu sama lain tanpa pamrih. Selain itu bangsa timur sangat
menjaga tali silaturahmi atau kekeluargaan antar sesama. Bangsa timur juga
terkenal mempunyai pribadi sebagai bangsa pekerja keras, mereka akan berjuang
untuk memenuhi kebutuhan baik kebutuhan individu mereka atau kebutuhan
kelompok. Tingkat keagamaan atau religiusitas mereka juga tinggi, terlihat dari
seringnya mereka melakukan ibadah.kepercayaan bangsa timur terhadap nenek
moyang mereka juga masih kental hingga saat ini. Bangsa timur juga terkenal sebagai
bangsa yang menjunjung tinggi nilai kebudayaan bangsanya. Kebudayaan itulah
yang mereka jadikan sebagai panutan mereka dalam berperilaku.
3.4 Definisi Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan
akal manusia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistic.
Definisi
Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun
kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan
bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
3.5 Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi
tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·
Gagasan
(Wujud Ideal) :Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam
karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·
Aktivitas
(Tindakan) :Aktivitas adalah wujud kebudayaan
sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·
Artefak(Karya) :Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur,
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
3.6 Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn
dalam Pelly(1994) mengemukakan bahwa nilai budaya merupakan sebuah konsep beruang
lingkup luas yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga suatu
masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu
satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai-nilai budaya.
Secara fungsional sistem nilai ini mendorong individu
untuk ber-perilaku
seperti apa yang ditentukan.Mereka percaya,bahwa hanya dengan berperilaku
seperti itu mereka akan berhasil(Kahl,dalam Pelly:1994).Sistem nilai itu
menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau
sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan.Oleh karena
itu, merubah sistem
nilai manusia tidaklah mudah,dibutuhkan waktu.Sebab,nilai-nilai tersebut
merupakan wujud ideal dari lingkungan sosialnya.Dapat pula dikatakan bahwa sistem nilai budaya suatu masyarakat
merupakan wujud
konsepsional dari kebudayaan mereka,yang seolah-olah berada diluar dan di atas para
individu warga masyarakat itu.
Ada lima
masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan
secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia
dengan manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah universal ini dengan berbagai variasi yang
berbeda-beda. Seperti masalah pertama,yaitu
mengenai hakekat hidup manusia.Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha
misalnya,menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan.Oleh karena itu pola
kehidupan masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna
mendapatkan nirwana,dan mengenyampingkan segala tindakan yang dapat
menambah rangkaian hidup kembali (samsara) (Koentjaraningrat,
1986:10).Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan dan makna kehidupan
itu secara keseluruhan.Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa
hidup itu baik.Tentu konsep-konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada
sikap dan wawasan mereka.
Masalah kedua
mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan.Ada kebudayaan yang memandang
bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata.Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras.Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan.Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi.Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah ketiga
mengenai orientasi manusia terhadap waktu.Ada budaya yang memandang penting
masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha dalam
perjuangannya.Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan.Pandangan yang berbeda
dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup masyarakatnya.
Masalah keempat
berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam.Ada yang percaya
bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia.Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia.Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat-masyarakat eligaterian.Sebaliknya kebudayaan yang menekankan
hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada
senioritas, penguasa atau pemimpin).Orientasi ini banyak terdapat dalam
masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat
mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994)
adalah siapa yang harus mengambil keputusan.Sebaiknya dalam sistem hubungan vertical keputusan
dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang.Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan
kemandirian individual,maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing-masing individu.
Pola orientasi
nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang ideal untuk
masing-masing pihak.Dalam kenyataannya
terdapat nuansa atau variasi antara kedua pola yang ekstrim itu yang dapat
disebut sebagai pola transisional.
3.7 Perubahan
Kebudayaan
Pengertian
perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh : Manusia Indonesia dalam hal
kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima
serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara
sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi
yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut, baik
itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di
Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia
untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan
perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi), yang menyebabkan
terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.
Semua terjadi
karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi,
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam
kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan- aturan organisasi sosial.
Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika
masyarakatnya.
Ada
faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a)
Mendorong perubahan kebudayaan :
·
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi mudah berubah, terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi (
kebudayaan material).
·
Adanya individu-individu yang mudah
menerima unsur-unsur perubahan kebudayaan, terutama generasi muda.
·
Adanya faktor adaptasi dengan
lingkungan alam yang mudah berubah.
b)
Menghambat perubahan kebudayaan :
·
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang
memiliki potensi sukar berubahseperti:adat istiadat dan keyakinan agama (
kebudayaan non material)
·
Adanya individu-individu yang sukar
menerima unsur-unsur perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya perubahan kebudayaan :
a)
Faktor intern :
·
Perubahan Demografis: Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, contoh: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
·
Konflik sosial: Konflik social dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat. contoh:
konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk setempat didaerah
transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan penduduk setempat
dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
·
Bencana alam: Bencana alam yang menimpa
masyarakat dapat mempngaruhi perubahan contoh: bencana banjir, longsor, letusan
gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan ketempat yang baru,
disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi lingkungan dan budaya
setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun akulturasi.
·
Perubahan lingkungan alam: Perubahan
lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang
membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga
membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini
disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
b) Faktor ekstern
:
·
Perdagangan : Indonesia terletak pada
jalur perdagangan Asia Timur dengan India, Timur Tengah bahkan Eropa Barat.
Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan pedagang-pedagang besar selain
berdagang mereka juga memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat
sehingga terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
·
Penyebaran agama: Masuknya unsur-unsur
agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses penyebaran agama
Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya unsur-unsur budaya barat
melalui proses penyebaran agama Kristen dan Kolonialisme.
·
Peperangan: Kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam bentuk peperangan, dalam
suasana tersebut ikut masuk pula unsur - unsur budaya bangsa asing ke
Indonesia.
3.8 Kaitan
Manusia & Kebudayaan
·
Hubungan
manusia dan kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat
berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia inimemegang peranan yang unik,
dan dapat dipandang dari berbagai segi.Dalam ilmu sosial manusia merupakan
makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang
selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yang berbudaya dan lain
sebagainya.
·
Contoh
hubungan manusia dan kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan
adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek
yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya
?Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan.Manusia menciptakan kebudayaan, dan
setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya.Tampak bahwa keduanya akhirya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan-peraturankemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu
dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari
kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat
adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau ter-eliminasi (Berger, dalam terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal :
xv)Manusia dan kebudayaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu
mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang
ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau
kebudayaan.Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan
pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih
cermat.
·
Pengertian Dialektis
Dialektika disini berasal dari dialog komunikasi
sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik.Kemudian muncul
tentangan terhadap pendapat tersebut.Kedua posisi yang saling bertentangan ini
didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari fenomena dialog ini dapat dilihat tiga tahap
yakni tesis, antitesis dan sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat
awal tersebut.Antitesis yakni lawan atau oposisinya.Sedangkan Sintesis
merupakan pendamaian dari keduanya baik tesis dan antitesis.Dalam sintesis ini
terjadi peniadaan dan pembatalan baik itu tesis dan antitesis.Keduanya menjadi
tidak berlaku lagi.Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan
diangkat ke taraf yang lebih tinggi.Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan
antitesis masih dipertahankan.Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut sebagai aufgehoben.Bentuk
triadik dari dialektika Hegel yakni tesis-antitesis-sintesis berangkat dari
pemikir-pemikir sebelum Hegel. Antinomi Kantian
akan numena dan fenomena menimbulkan oposisi yang tidak
terselesaikan. Kemudian Fichte dengan metode ”Teori Pengetahuan”-nya tetap
memunculkan pertentangan walaupun sudah melampaui sedikit apa yang dijabarkan
oleh Kant.Dialektika sendiri sudah dikenal dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte,
seluruh isi dunia adalah sama dengan isi kesadaran. Seluruh dunia itu
diturunkan dari suatu asas yang tertinggi dengan cara sebagai berikut: ”Aku”
meng-ia-kan dirinya (tesis), yang mengakibatkan adanya ”non-Aku” yang
menghadapi ”Aku”. ”non Aku” inilah antitesis. Kemudian sintesisnya adalah
keduanya tidak lagi saling mengucilkan, artinya: kebenaran keduanya itu
dibatasi, atau berlakunya keduanya itu dibatasi. ”Aku” menempatkan ”non-Aku
yang dapat dibagi-bagi” berhadapan dengan ”Aku yang dapat dibagi-bagi”.Dalam
sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte.Hegel memperdalam pengertian
sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun antitesis bukan dibatasi
(seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben.Kata Jerman ini
mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat, menyimpan, jadi
tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang lebih tinggi dan
dipelihara, c) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi, dimana keduanya
(tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang saling
mengucilkan.Tesis mengandung di dalam dirinya unsur positif dan negatif.Hanya saja
di dalam tesis unsur positif ini lebih besar.Sebaliknya, antitesis memiliki
unsur negatif yang lebih besar.Dalam sintesislah kedua unsur yang dimiliki
tesis dan antitesis disatukan menjadi sebuah kesatuan yang lebih
tinggi.Dialektika juga dimaksudkan sebagai cara berpikir untuk memperoleh
penyatuan (sintesis) dari dua hal yang saling bertentangan (tesis versus
antitesis). Dengan term aufgehoben, konsep ”ada” (tesis) dan konsep ”tidak
ada” (antitesis) mendapatkan bentuk penyatuannya dalam konsep ”menjadi”
(sintesis).Di dalam konsep ”menjadi”, terdapat konsep ”ada” dan ”tidak ada”
sehingga konsep ”ada” atau ”tidak ada” dinyatakan batal atau
ditiadakan.Dialektika menjadi sebuah perkembangan Yang Absolut untuk bertemu
dengan dirinya sendiri.Ide yang Absolut merupakan hasil
perkembangan.Konsep-konsep dan ide-ide bukanlah bayangan yang kaku melainkan
mengalir.Metode dialektika menjadi sebuah gerak untuk menciptakan kebaruan dan
perlawanan.Dengan tiga tahap yakni tesis, antitesis dan sintesis setiap
ide-ide, konsep-konsep (tesis) berubah menjadi lawannya (antitesis).
·
3 Tahap proses dialektis
Proses dialektis ini tercipta melalui
tiga tahap yaitu :
a)
Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini
masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
b)
Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata
sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
c)
Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya
sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan
yang dibentuk oleh masyarakat.
4.
KONSEP ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN
4.1 Pendekatan Kesusastraan
Ilmu Budaya Dasar, yang semula
dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the humanities. Istilah
ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan
halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan menjadi lebih manusiawi,
lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities berkaitan dengan masalah
nilai, yaitu nilai kita sebagai homo humanus.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
Untuk menjadi homo humanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humanities, disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan keadaan dan waktu. Pada umunmya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang-cabangnya tennasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, clan. sebaginya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang menterjemahkan menjadi pengetahuan budaya.
Karena seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif, seni lebih mudah berkomunikasi. Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampaiannya.
Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada haketnya adalah satu. Kenyataan inilah mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia mampu menangkap hal yang lepas dart pengamatan orang lain.
Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dart MKDU. Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahti-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang tennasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajatkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat, musik, seni rupa, dan sebagainya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan mempelajari satu atau sebagian dart disiplin ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
4.2 Ilmu Budaya Dasar yang Dihubungkan
Dengan Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang".
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi
dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa
bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah
prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Adapun unsur-unsur instrik
dalam prosa:
1.Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2.Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3.Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4.Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku
5.Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
6.Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
7.Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
8.Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
9.Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa
Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat yaitu :
1. Bersifat istana centris
2. Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang secara stetis
4. Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5. Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6. Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri.
1.Tema adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2.Amanat atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3.Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4.Perwatakan atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan watak pelaku
5.Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan diri
6.Sudut pandang orang pertama adalah pengarang sebagai pelaku
7.Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak menjadi pelaku
8.Latar atau seting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi atau suasana berlangsungnya peristiwa
9.Gaya bahasa adalah corak pemakaian bahasa
Jenis – jenis Prosa
Prosa terbagi menjadi Prosa lama dan prosa baru.
Jenis- jenis Prosa lama :
Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil dan Buaya
Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang berkembang di lingkungan istana
Ciri-ciri Hikayat yaitu :
1. Bersifat istana centris
2. Anonim(nama pengarang tidak di cantumkan)
3. Berkembang secara stetis
4. Bersifat imajinatif,hanya bersifat khayal
5. Lisan,karena di sebarkan lewat mulut ke mulut
6. Berbahasa klise,meniru bahasa penutur sebelumnya
7.Bersifat logis, menggunakan logika sendiri tidak sesuai dengan logika sendiri.
4.3 Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau
karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan
atau cerita. Adapun nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain
:
·
Prosa
fiksi memberikan kesenangan :Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dan membaca fiksi
adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa
itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan
imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang asing, yang belum
dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga
dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin
rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
·
Prosa
fiksi memberikan informasi :Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam
ensiklopedi. Dalam novel sexing kita dapat
belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa kini,
kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau kehidupan yang
asing sama sekali.
·
Prosa
fiksi memberikan warisan kultural :Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana
bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
·
Prosa
memberikan keseimbangan wawasan:Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan
berdasarkan pengalaman-pengalaman
dengan banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda
daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
4.4 IBD yang di hubungkan dengan puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I
create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya
untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Puisi adalah bentuk karangan yang
tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa
yang padat.
Kreativitas
Penyair Dalam Membangun Puisinya, yaitu ;
·
Figura
bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora,
perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan
memberi kejelasan gambaran angan.
·
Kata-kata
yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
·
Kata-kata
berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan
pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
·
Kata-kata
yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai - nilai rasa dan asosiasi-asosiasi
tertentu.
·
Pengulangan,
yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih
menggugah hati
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar
adalah sebagai berikut :
·
Hubungan
puisi dengan pengalaman hidup manusia.
·
Puisi
dan keinsyafan/kesadaran individual.
·
Puisi
dan keinsyafan sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar